Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Keistimewaan Anak Yatim Dalam Islam

Keistimewaan Anak Yatim Dalam Islam
Pada bulan ramadhan 1439 H kali ini sama seperti pada bulan-bulan ramadhan sebelumnya, banyak yang berlomba-lomba untuk memberikan santunan untuk anak yatim. Ada banyak alasan kenapa mereka memberikan santunan yatim, salah satunya adalah karena manfaat sedekah anak yatim piatu yang sudah pernah mereka rasakan

Pengertian Anak Yatim


Yatim  sendiri berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti anak yang telah ditinggal mati oleh ayahnya dan belum mencapai usia baligh (dewasa), baik dari keluarga yang kaya atau miskin, laki-laki maupun perempuan. Selain itu, di Indonesia dikenal juga dengan istilah yatim piatu, yaitu seseorang yang tidak lagi memiliki ayah dan ibu. Dalam literatur fikih klasik tidak dikenal istilah piatu, yang ada hanya yatim.

Anak yatim piatu ini menurut ajaran Islam, lebih diutamakan daripada anak yatim. Dalam kajian usul fikih disebut sebagai mafhum al-muwafaqah fahwa al-khitab (pemahaman yang sejalan dengan yang disebut, tetapi yang tidak disebut lebih utama). Sebab, anak yatim piatu lebih membutuhkan santunan daripada anak yatim.


Keistimewaan Anak Yatim


Anak yatim dalam islam memiliki beberapa keistimewaan, diantaranya:

1. Dalam Alquran terdapat sebanyak 22 ayat yang secara khusus membahas tentang anak yatim , antara lain;  surah al-An'an ayat 152, al-Isra ayat 34, al-Fajr ayat 17, ad-Duha ayat 6 dan 9, al-Maun ayat 2, al-Insan ayat 8, al-Balad ayat 15, al-Kahfi ayat 82, al-baqarah ayat 83, 177, 215, dan 220, an-Nisa' ayat 2,3,6,8,10,36 dan 127, al-Anfal ayat 41, dan al-Hasyr ayat 7.

2. Umat Islam mempunyai kewajiban untuk menyantuni anak yatim yang miskin. Dalam ajaran  Islam, anak yatim mendapat bagian, baik dari fai', yakni harta musuh yang diambil tanpa perang terlebih dahulu (QS.59:7), maupun dari ganimah, yakni harta rampasan perang (QS.8:41). Selain itu, anak yatim juga mendapat bagian dari infak dan sedekah (QS.2:215, QS.90:15, dan QS.76:8).

3. Tata cara menyantuni dan merawat anak yatim yang kaya atau memiliki harta diatur dalam Alqur'an. Dalam surat an-Nisa ayat 10 disebutkan: ''Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya meraka itu menelan api senuh perutnya dan mereka akan  masuk ke dalam api yang menyala-nya (neraka).''

Dalam surat al-An'am ayat 152 juga disebutkan, ''Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa...''

4. Alqu'ran mengatur perilaku kita terhadap anak yatim. Dalam surat ad-Duha ayat 9, Allah SWT berfirman, ''Maka terhadap anak yatim janganlah engkau berlaku sewenang-wenang.''

Bahkan dalam surah al-Maun Allah SWT berfirman, ''Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Maka itulah orang yang menghardik anak yatim.'' (QS.107:1-2). Begitulah ajaran Islam memuliakan dan mengistimewakan anak-anak yatim.

Jadi dalam memelihara anak yatim tidak terbatas hanya pada hal-hal yang bersifat fisik saja, seperti harta, namun secara umum juga mencakup hal-hal yang bersifat psikis.

Dari beberapa keiwtimewaan anak yatim tersebut diatas, pantas kiranya bagi kita untuk merawat, menyantuni dan mengasihi anak yatim dengan sebaik-baiknya.

Rasulullah SAW Bersabda : “Saya dan orang yang merawat anak yatim di surga kelak seperti ini,” seraya beliau mengisyaratkan jari tengah dan telunjuknya lalu merenggangkan keduanya.” (HR. Muttafaq ‘Alaih)


Banyak cara menyantuni anak yatim yang bisa dilakukan, baik secara personal maupun organisasi. Menyantuni anak yatim pun bisa langsung mendatangi kediaman anak yatim, melalui lembaga amil zakat, melalui panti asuhan, dll

Posting Komentar untuk "Keistimewaan Anak Yatim Dalam Islam"